Selasa, 01 Februari 2011

Vaksin Anthraks

1. Vaksin
Vaksin, suatu produk yang berupa sediaan berasal dari jasad renik dan bersifat imunogenik. Artinya mampu merangsang timbulnya kekebalan. Atau dapat juga terdiri dari jasad renik hidup yang sudah dilemahkan/dimatikan dengan bahan kimia. Terhadap semua penyakit virus, tindakan vaksinasi adalah mutlak dilakukan. Karena sampai sekarang penyakit akibat kuman virus, belum bisa disembuhkan dengan obat.
Vaksinasi bertujuan agar hewan ternak memperoleh kekebalan aktif buatan namun sama derajad kekebalannya atau bahkan lebih tinggi dari kekebalan alamiah, yang diperoleh setelah ternak sembuh dari serangan penyakit menular.

a. Tipe Vaksin yang Ada
Ada dua tipe vaksin yang beredar di pasaran dan telah banyak dikenal masyarakat ternak. Yakni tipe vaksin aktif, vaksin yang mengandung virus hidup. Kekebalan yang ditimbulkannya lebih lama. Dan tipe vaksin pasif, vaksin yang mengandung virus yang telah dilemahkan/dimatikan tanpa merubah struktur antigeniknya. Sehingga masih mampu merangsang timbulnya kekebalan. Namun kekebalan yang ditimbulkan relatif lebih pendek. Meski demikian keuntungannya lebih aman digunakan

b. Kegagalan Vaksinasi
Masalah yang sering timbul dalam praktik kedokteran veteriner adalah meski ternak sudah memperoleh vaksinasi secara teratur, namun kenyataannya masih banyak ternak yang terserang penyakit jika wabah terjadi secara ganas. Kegagalan vaksinasi ini bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
1. Faktor Keturunan dan Lingkungan.
Kebanyakan hewan cenderung menanggapi antigen dengan tanggap kebal rata-rata, tapi sebagian kecil mengalami tanggap kebal yang sangat lemah.
2. Kondisi Ternak.
Tekanan jiwa (stres), kebuntingan, pengaruh dingin atau panas yang berkelebihan, kelelahan dan nutrisi yang kurang bagus, akan menghambat timbulnya kekebalan.
3. Cara Memberikan Vaksinasi Yang Kurang Tepat.
Bila pemberian aerosol (semprot) yang tidak merata atau melalui pemberian air minum, tetapi beberapa ternak tidak meminumnya, maka hewan akan tetap menderita penyakit. Karena tidak cukup mendapatkan dosis vaksinasi, atau sebaliknya penggunaan dosis yang berlebihan memicu kemunculan penyakit tersebut.

c. Persyaratan Vaksin Veteriner
Vaksinasi veteriner yang baik harus mempunyai kemampuan:
1. Mutu vaksin baik.
Kekebalan yang ditimbulkan harus mampu melindungi ternak terhadap peledakan panyakit alamiah yang ganas.
2. Sifat proteksi silang.
Sanggup melindungi dari beberapa strain penyebab penyakit yang ada.
3. Aman.
Vaksin tidak bersifat racun dan aman bila digunakan. ''Safety'' menjadi syarat utama pada vaksin aktif baik jenis (Strain Virus) yang digunakan maupun dosis penggunaannya.
4. Efek samping.
Tidak menimbulkan dampak negatif setelah vaksinasi.
5. Kekebalan.
Masa kekebalan yang ditimbulkannya cukup lama.
6. Kekebalan sempurna.
Vaksin tunggal (single dosis) mampu merangsang kekebalan yang sempurna.
7. Mantap dalam Penyimpanan.
Bila disimpan dalam suhu kamar struktur vaksin tetap sempurna demikian pula kualitasnya.
8. Praktis.
Mudah dalam penggunaannya.
9. Ekonomis.
Murah biaya produksi dan relativ kecil dosisnya.

Semua persyaratan tersebut rasanya sukar dipenuhi oleh suatu jenis vaksin mana pun. Sebab itu harus selalu mengadakan penelitian dan pengembangan metode produksi terhadap beberapa jenis vaksin. Paling tidak harus mengembangkan beberapa alternatif agar tercapai suatu optimalisasi dari berbagai kriteria tersebut.(drh. Suharna, 2004).

2. Cara Pembuatan Vaksin Anthraks

a. Sejarah
Tahun 1877. Seorang ilmuwan yang bernama Robert Koch ( penerima HadiahNobel Perdamaian pada tahun 1905), berhasil membiakkan kultur murni dari B. anthracis untuk pertama kalinya, sekaligus menunjukkan bahwa bakteri ini dapat membentuk spora serta membuktikan B. anthracis sebagai penyebab penyakit anthrax dengan cara menyuntikkannya pada hewan percobaan.
Tahun 1881. Louis Pasteur dengan bakteri yang sama berhasil menemukan vaksin untuk imunisasi lewat penyuntikan B. anthracis yang dilemahkan dalam percobaannya di depan umum yang terkenal di Pouilly Le Front, Perancis. B. antrachis sebenarnya telah memberikan sumbangan besar bagi kemanusian dengan menjadi model awal studi bacteriology dan immunology.
Tahun 2003. Sekelompok ilmuwan dari Boston berhasil membuat vaksin anthrax duo-aksi yang secara simultan mampu melindungi tubuh dari dua serangan yakni, serangan bakteri penyebab anthrax (Bacillus anhtracis) dan serangan racun yang dihasilkan olehnya. Menururt Dr.Julia A.Wangdari Brigham and Women’s Hospital keunikan vaksin ini adalah ia dapat menyerang kedua komponen penyebab penyakit anthrax tersebut. Menurut catatan para peneliti, vaksin tersebut merupakan kombinasi dari antibakterial (semisal prophylactic) dan antitoksik( semisal therapeutic) dan kombinasi tersebut diletakkan dalam satu vaksin. Menurut penelitian mereka pula dapat dibuktikan bahwa Antrax adalah penyakit yang mempunyai sejarah sangat panjang Penyakit ini telah ditemukan pula pada jaman Mesir kuno (Anonim, 2010).

b. Mekanisasi pembuatan
Inovasi bioteknologi terutama rekombinan DNA telah membuka kemungkinan baru untuk memproduksi vaksin hidup dengan mudah. Untuk melakukan itu dibutuhkan organisme vektor yang sesuai.
Cara membuat vaksin anthraks yaitu dengan menggunakan B. anthracis dilemahkan dengan cara dipanaskan dengan suhu kurang lebih 100º C karena spora antaks tergolong endospora sehingga tahan panas dan bisa dimusnahkan dengan suhu di atas 150º C. Setelah dipanaskan kemudian dicampurkan ke dalam larutan Aquades. Karena vaksin antraks berupa cairan.
Vaksin yang disuntikan ke dalam tubuh merangsang kekebalan. Vaksin antraks di dalam tubuh akan aktif (mengenali) jika ada bakteri antraks masuk ke dalam tubuh, sehingga tubuh sudah mempunyai kekebalan terhadap bakteri tersebut.
Vaksin yang terkandung dalam daging sapi tidak akan berbahaya jika dikonsumsi manusia, karna pada dasarnya vaksin tersebut mengandung bakteri yang sudah dilemahkan dan akan aktif (mengenali) jika ada bakteri antraks masuk ke dalam tubuh (Anonim, 2010).

c. Pengaplikasian vaksin antrhaks pada hewan ternak
Cara pencegahan penyakit anthrax dengan menvaksinasi hewan telah diresmikan pada tahun 1970. Vaksin terdiri dari enam dosis, tiga dosis pertama diberikan dengan interval dua minggu, tiga dosis berikutnya diberikan dalam 6, 12 dan 18 bulan setelah dosis pertama. Dosis tambahan diberikan setiap tahun untuk perlindungan terus-menerus.
Antibiotik yang bisa diberikan untuk penyakit anthrax adalah penicillin, doxycycline, fluoroquinoloness, doxycycline dan ciprofloxacin. Demam diusahakan diturunkan dengan kompres dingin atau pemberian obat penurun panas.
Cara pencegahan menyebarnya penyakit adalah dengan memusnahkan hewan yang diduga terjangkit penyakit itu, menghindari bersentuhan dengan bagian-bagian atau produk dari hewan sakit tersebut dan menghindari menghirup spora anthrax misalnya dengan menggunakan masker.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar